Malam ini begitu hening, yang kulihat hanyalah bintang-bintang yang
bertaburan menggantung di langit. Aku sendirian duduk di rerumputan yang
halus di tepi Danau dengan buliran air mata yang terus mengalir
membasahi pipiku. Aku kesepian, karena
aku hidup di dunia ini hanya sebatang kara dan bagiku tiada lagi tawa
kebahagiaan yang ada hanyalah kesendirian dan kepenatan hidup yang
selalu menemani hari-hariku ini.
“Mengapa? Mengapa aku tidak pernah merasakan kebahagiaan. Kenapa semua
orang yang kucintai meninggalkanku?” teriakanku sambil melempar batu-batu kecil ke Danau. Aku
menangis semakin menjadi-jadi, aku rindu keluargaku yang telah lama
meninggalkanku sendirian di dunia ini.
Aku tergagap karena karena satu burung
merpati kecil hinggap di bahuku dan kulihat ada sepucuk surat deng
kertas berwarna merah muda yang di ikatkan pada kaki kanan burung
merpati itu. Aku pun memegang burung merpati itu lalu kubelai lembut
sambil tersenyum manis.
“Kamu burung cantik! Mana temanmu?” tanyaku sambil tersnyum
Aku pun melepaskan ikatan surat itu pada kaki burung Merpati lalu kubuka
dan membaca nya.
“Janganlah kamu terus bersedih Prinses. Masih banyak 0rang yang sayang
sama kamu. Aku yakin suatu saat akan ada seorang pangeran yang akan
menjemputmu dan mencintaimu dengan tulus” isi surat nya membuatku kaget.
Aku mengernyitkan kening tak mengerti dan banyak pertanyaan tertumpuk di otakku. Dan tiba-tiba detak
jantungku berdegup kencang padahal sebelum nya aku tidak pernah
merasakan ini semua.
“Siapa pengirim surat ini ya? Tapi siapa pun dia makasih ya karena kamu
udah buat aku senang” kataku sambil tersnyum paling bahagia sedunia
Burung itu pun melepaskan diri dari genggamanku ia terbang bebas ke
udara. Aku pun segera berdiri lalu menoleh ke belakang dan kulihat
seorang laki-laki memakai celana Jeans Jaket Serta Sepatu Putih masuk ke
mobil BMW berwarna merah lalu berlalu pergi dengan mobil nya. Aku
murung hatiku kesal karena tidak bisa melihat wajah laki-laki itu. Dan
jantungku berdegup kencang membayangkan laki-laki tadi yang kulihat
hanya dari belakang.
“Semoga ini bukan pertama dan terakhir kali nya aku melihat cowok tadi”
pintaku dengan wajah memelas
Kian lama hatiku mulai tenang dan senyuman selalu terlukis di bibirku
setiap hari karena setiap hari Burung Merpati kecil itu selalu datang
menemuiku dan membawakan surat yang berbeda setiap hari nya. Isi surat
itu selalu membuatku bahagia, walaupun aku tidak tahu siapa sebenarnya
pengirim surat itu.
“Siapa sebenar nya pengirim surat cinta itu? Aku yakin dia cowok tapi
kenapa aku selalu merasakan dia ada di dekatku” tanyaku sambil
memandangi surat-surat yang tertata rapi di meja belajarku
Keesokan harinya seisi Kampus
gempar membicarakan Mahasiswa baru yang katanya Cool, ganteng dan juga
seorang penyangi. Aku hanya mengernyitkan kening tak mengerti berdiri di
dekat fakultas Sastra fakultasku.
“Sinta! Kok kamu seneng banget. Ada apa si?” tanyaku penasaran kepada
teman fakultasku yang berdiri di depanku
“Ya ampun Olivd masa kamu nggak seneng kan dia Artis terkenal. Aku mau
banget jadi pacar nya” Jawab Sinta sambil tersenyum dan menatapku
Aku menggeleng-gelengkan tak mengerti maksud pembicaraan Sinta. Tak lama
kemudian Mahasiswi-mahasiswi berlarian sambil berteriak histeris ke
arahku.
“Waduhh…. Kok cewek-cewek pada nyamperin aku?” tanyaku tak mengerti
“Sumpah perfect banget” kata
cewek-cewek itu dan juga Sinta serentak yang berdiri di depanku dan
menatapku
“Kalian pada kenapa si?” tanyaku polos
Aku pun tersipuh malu lalu menundukkan kepalaku untuk menghindari
tatapan mereka yang begitu dalam ”Hey! Apa kabar Olive?” Ucap
seorang laki-laki sambil memegang bahuku dari belakang
“Siapa si?” tanyaku kesal
Aku pun segera menoleh ke belakang. Aku tergagap karena kulihat seorang
laki-laki sangat tampan melempar senyum termanisnya ke arahku. Aku
terdiam dan jantuhku kembali berdegup kencang.
“Hi… Kenalin aku Reno Mahasiswa baru” sambil mengulurkan tangan nya
“Olive!” kusambut tangan nya dg tersnyum
Aku tergagap karena Burung Merpati Yang biasa menemaniku terbang ke
arahku lalu ia hinggap di bahu Reno.
“Cantik! Pinter kamu sayang!” kata Reno pada Burung itu
“Reno! Kamu kenal sama burung itu?” tanyaku penasaran
“Ini Burung aku, prinses!” Kata nya lalu berlalu pergi
Aku tak menyangka Burung yang selama ini menemaniku adalah milik Reno.
Aku pun berlari mengejar Reno. Dan kami saling menatap di taman belakang
kampus. “Jadi surat yang selama ini aku trima dari kamu” kataku
“Iya! Dari awal aku melihat kamu Di Danau itu aku sudah mencintai kamu.
Maka nya aku kirim Merpati Cintaku buat kamu” kata Reno sambil tersnyum
“Aku juga dari awal udah cinta sama pangeran Merpati” kataku
“Jadi kamu mau trima Cinta aku!”
“Iya”
Reno pun merangkulku dan kami membelai merpati itu dengan lembut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar